DEFINISI
Migren merupakan gangguan nyeri kepala
berulang, serangan berlangsung selama 4-72 jam dengan karakteristik khas, yaitu
hanya sebelah kepala, nyeri berdenyut, intensitas sedang atau berat, diperberat
oleh aktivitas fisik rutin, dan berhubungan dengan mual dan/atau rasa takut
terhadap rangsangan cahaya serta bunyi-bunyian. Serangan migren sering didahului
oleh gejala-gejala peringatan, seperti hiperosmia, menguap, perubahan mood,
cemas, food craving, sexual excitement, fatigue, dan kelabilan emosi yang
berlangsung dari beberapa menit hingga berhari-hari. Selain itu, serangan
migren juga berhubungan dengan kehilangan atau berkurangnya selera makan, mual,
muntah, dan sensitivitas terhadap sinar dan suara yang makin berat, dan
seringkali melibatkan gangguan mood, motorik, dan sensorik.
EPIDEMIOLOGI
Migren dialami oleh lebih dari 28 juta
orang di seluruh dunia. Diperkirakan prevalensinya di dunia mencapai 10%;
wanita lebih banyak daripada pria. Usia penderita terbanyak sekitar 25-55
tahun. Di Amerika, total biaya langsung dan tidak langsung diperkirakan 5,6
hingga 17,2 M dolar Amerika berdasarkan hilangnya waktu kerja dan produktivitas
akibat migren. Di Inggris, sekitar 5,7 hari efektif kerja hilang per tahun
untuk setiap pekerja atau pelajar penderita migren, dan pada setiap hari kerja
hingga 90.000 orang tidak masuk kerja atau sekolah karena migren. Sekitar
duapertiga penderita migren tidak pernah berkonsultasi ke dokter, tidak
diberitahu diagnosis yang tepat, dan hanya diobati dengan (atau beli sendiri)
obat bebas tanpa resep dokter.
PENYEBAB
Ada banyak hipotesis tentang migren. Tidak
ada teori tunggal yang dapat menjelaskan terjadinya migren. Teori yang berlaku
sekarang adalah berdasarkan suatu hyperexcitable
“trigeminovascular complex” (rangsangan berlebih terhadap kompleks
trigeminal) pada penderita yang secara genetis cenderung menderita migren. Mekanisme
utama yang mendasari terjadinya migren meliputi teori biologis, psikologis, dan
psikofisiologis. Teori biologis berfokus pada mekanisme peredaran darah otak
dan agen-agen biokimiawi (mis serotonin, katekolamin, histamin) yang berperan
memicu nyeri kepala. Teori psikologis berfokus pada hubungan berbagai variabel
psikologis (mis kekhususan emosional, faktor psikodinamis, kepribadian, stres,
kondisi kejiwaan, penguatan) dan kecenderungan terhadap migren. Teori
psikofisiologis menekankan peran potensial “stres” dan berusaha menjelaskan
mekanisme spesifik stres yang memicu nyeri kepala.
PEMICU
Pemicu serangan migren akut bersifat
multifaktorial, meliputi :
v Faktor
hormonal (menstruasi, ovulasi, kontrasepsi oral, penggantian hormon)
v Diet
(alkohol, daging yang mengandung nitrat, MSG, aspartam, coklat, keju yang sudah
lama atau basi, tidak makan, puasa, minuman berkafein)
v Psikologis
(stres, kondisi setelah stres/liburan akhir minggu, cemas, takut, depresi)
v Lingkungan
fisik (cahaya menyilaukan, cahaya terang, stimulasi visual, sinar
berpendar/berpijar, bau yang kuat, perubahan cuaca, suara bising, ketinggian,
mandi keramas)
v Faktor
yang berkaitan dengan tidur (kurang tidur, terlalu banyak tidur)
v Faktor
yang berkaitan dengan obat-obatan (atenolol, kafein, simetidin, danazol,
diklofenak, estrogen, penghambat reseptor H2, histamin, hidralazin,
indometasin, nifedipin, nitrofurantoin, nitrogliserin, etinilestradiol,
ranitidin, reserpin)
v Faktor
lain (trauma kepala, latihan fisik, kelelahan)
MANAJEMEN
Secara umum dibedakan menjadi terapi dengan
obat dan non obat. Terapi obat termasuk terapi untuk menghilangkan atau
mengurangi gejala saat serangan, serta terapi untuk mencegah munculnya migren.
Tidak perlu minum obat resep dokter bila serangan migren jarang-jarang dan
dapat dihilangkan dengan istirahat tidur. Sebagian besar penderita tidak
memerlukan terapi pencegahan. Terapi pencegahan hanya diberikan pada serangan
migren yang sering dan yang munculnya berkaitan dengan menstruasi. Selain obat,
suplemen juga dapat dipakai untuk menunjang pengobatan, mis magnesium,
Petasites hybridus, Fever few, CoQ10, riboflavin (vitamin B2), gingkolide B
(ekstrak herbal gingko biloba) dan asam alfa lipoat.
Indikasi pemberian obat pencegahan antara
lain :
- Nyeri kepala yang berkaitan dengan disabilitas terjadi tiga hari atau lebih per bulannya
- Durasi migren > 48 jam
- Penggunaan obat saat serangan migren tidak efektif, dikontraindikasikan atau digunakan berlebihan (overused)
- Serangan menghasilkan disabilitas berat, aura yang memanjang, atau nyata terjadi migrainous infarction
- Serangan > 2-4 kali per bulan meskipun dengan pemeliharaan/perawatan memadai
Terapi non obat ditujukan untuk kenyamanan
psikologis, ketenangan jiwa, dan pengelolaan stres. Prosedur psikologis seperti
biofeedback thermal dan extracranial, terapi relaksasi, terapi perilaku, terapi
kognitif dan kombinasi berbagai prosedur ini secara umum efektif.
Hipnosis/hipnoterapi digunakan untuk meminimalkan nyeri selama serangan dan
untuk menjadi tetap waspada tentang kejadian psikologis yang memicu serangan
nyeri kepala.
Terapi alternatif atau penunjang lain
seperti chiropractic, osteopathy, akupuntur transkutan, stimulasi elektrik,
naturopathy, dan homeopathy masih memerlukan riset lanjutan untuk membuktikan
efektifitasnya.
Pada penderita migren sangat disarankan
untuk melakukan pencatatan pemicu serangan dan tanggal kejadian di dalam buku
harian migren untuk membantu mengenali pemicu agar dapat dihindari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar