Jumat, 25 Januari 2013

MENGENAL LEBIH DEKAT DENGAN MIGRAN DAN PENANGGULANGANNYA



DEFINISI
Migren merupakan gangguan nyeri kepala berulang, serangan berlangsung selama 4-72 jam dengan karakteristik khas, yaitu hanya sebelah kepala, nyeri berdenyut, intensitas sedang atau berat, diperberat oleh aktivitas fisik rutin, dan berhubungan dengan mual dan/atau rasa takut terhadap rangsangan cahaya serta bunyi-bunyian. Serangan migren sering didahului oleh gejala-gejala peringatan, seperti hiperosmia, menguap, perubahan mood, cemas, food craving, sexual excitement, fatigue, dan kelabilan emosi yang berlangsung dari beberapa menit hingga berhari-hari. Selain itu, serangan migren juga berhubungan dengan kehilangan atau berkurangnya selera makan, mual, muntah, dan sensitivitas terhadap sinar dan suara yang makin berat, dan seringkali melibatkan gangguan mood, motorik, dan sensorik.



EPIDEMIOLOGI
Migren dialami oleh lebih dari 28 juta orang di seluruh dunia. Diperkirakan prevalensinya di dunia mencapai 10%; wanita lebih banyak daripada pria. Usia penderita terbanyak sekitar 25-55 tahun. Di Amerika, total biaya langsung dan tidak langsung diperkirakan 5,6 hingga 17,2 M dolar Amerika berdasarkan hilangnya waktu kerja dan produktivitas akibat migren. Di Inggris, sekitar 5,7 hari efektif kerja hilang per tahun untuk setiap pekerja atau pelajar penderita migren, dan pada setiap hari kerja hingga 90.000 orang tidak masuk kerja atau sekolah karena migren. Sekitar duapertiga penderita migren tidak pernah berkonsultasi ke dokter, tidak diberitahu diagnosis yang tepat, dan hanya diobati dengan (atau beli sendiri) obat bebas tanpa resep dokter.


PENYEBAB
Ada banyak hipotesis tentang migren. Tidak ada teori tunggal yang dapat menjelaskan terjadinya migren. Teori yang berlaku sekarang adalah berdasarkan suatu hyperexcitable “trigeminovascular complex” (rangsangan berlebih terhadap kompleks trigeminal) pada penderita yang secara genetis cenderung menderita migren. Mekanisme utama yang mendasari terjadinya migren meliputi teori biologis, psikologis, dan psikofisiologis. Teori biologis berfokus pada mekanisme peredaran darah otak dan agen-agen biokimiawi (mis serotonin, katekolamin, histamin) yang berperan memicu nyeri kepala. Teori psikologis berfokus pada hubungan berbagai variabel psikologis (mis kekhususan emosional, faktor psikodinamis, kepribadian, stres, kondisi kejiwaan, penguatan) dan kecenderungan terhadap migren. Teori psikofisiologis menekankan peran potensial “stres” dan berusaha menjelaskan mekanisme spesifik stres yang memicu nyeri kepala.

PEMICU
Pemicu serangan migren akut bersifat multifaktorial, meliputi :
v Faktor hormonal (menstruasi, ovulasi, kontrasepsi oral, penggantian hormon)
v Diet (alkohol, daging yang mengandung nitrat, MSG, aspartam, coklat, keju yang sudah lama atau basi, tidak makan, puasa, minuman berkafein)
v Psikologis (stres, kondisi setelah stres/liburan akhir minggu, cemas, takut, depresi)
v Lingkungan fisik (cahaya menyilaukan, cahaya terang, stimulasi visual, sinar berpendar/berpijar, bau yang kuat, perubahan cuaca, suara bising, ketinggian, mandi keramas)
v Faktor yang berkaitan dengan tidur (kurang tidur, terlalu banyak tidur)
v Faktor yang berkaitan dengan obat-obatan (atenolol, kafein, simetidin, danazol, diklofenak, estrogen, penghambat reseptor H2, histamin, hidralazin, indometasin, nifedipin, nitrofurantoin, nitrogliserin, etinilestradiol, ranitidin, reserpin)
v Faktor lain (trauma kepala, latihan fisik, kelelahan)

MANAJEMEN
Secara umum dibedakan menjadi terapi dengan obat dan non obat. Terapi obat termasuk terapi untuk menghilangkan atau mengurangi gejala saat serangan, serta terapi untuk mencegah munculnya migren. Tidak perlu minum obat resep dokter bila serangan migren jarang-jarang dan dapat dihilangkan dengan istirahat tidur. Sebagian besar penderita tidak memerlukan terapi pencegahan. Terapi pencegahan hanya diberikan pada serangan migren yang sering dan yang munculnya berkaitan dengan menstruasi. Selain obat, suplemen juga dapat dipakai untuk menunjang pengobatan, mis magnesium, Petasites hybridus, Fever few, CoQ10, riboflavin (vitamin B2), gingkolide B (ekstrak herbal gingko biloba) dan asam alfa lipoat.   

Indikasi pemberian obat pencegahan antara lain :
  1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan disabilitas terjadi tiga hari atau lebih per bulannya
  2. Durasi migren > 48 jam
  3. Penggunaan obat saat serangan migren tidak efektif, dikontraindikasikan atau digunakan berlebihan (overused)
  4. Serangan menghasilkan disabilitas berat, aura yang memanjang, atau nyata terjadi migrainous infarction
  5. Serangan > 2-4 kali per bulan meskipun dengan pemeliharaan/perawatan memadai

Terapi non obat ditujukan untuk kenyamanan psikologis, ketenangan jiwa, dan pengelolaan stres. Prosedur psikologis seperti biofeedback thermal dan extracranial, terapi relaksasi, terapi perilaku, terapi kognitif dan kombinasi berbagai prosedur ini secara umum efektif. Hipnosis/hipnoterapi digunakan untuk meminimalkan nyeri selama serangan dan untuk menjadi tetap waspada tentang kejadian psikologis yang memicu serangan nyeri kepala.

Terapi alternatif atau penunjang lain seperti chiropractic, osteopathy, akupuntur transkutan, stimulasi elektrik, naturopathy, dan homeopathy masih memerlukan riset lanjutan untuk membuktikan efektifitasnya.

Pada penderita migren sangat disarankan untuk melakukan pencatatan pemicu serangan dan tanggal kejadian di dalam buku harian migren untuk membantu mengenali pemicu agar dapat dihindari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar