Rabu, 12 Agustus 2015

Sekedar Tahu



Semangka, Buah Paling Tak Alami di Dunia?


Kulit semangka yang hijau segar dan daging buah yang merah dan mengandung banyak air pasti jadi primadona di musim panas. Tak ada yang bisa menolak kenikmatannya. Namun menurut ahli kimia Australia, James Kennedy, semangka adalah buah yang paling tak alami di dunia.


Bagaimana bisa? Semangka adalah buah yang ditanam di tanah, kemudian dirawat dan dipanen seperti buah lain pada umumnya. Bagaimana mungkin ini bukan buah yang alami?

Ternyata yang dimaksud tak alami menurut Kennedy adalah, buah ini akan 'berubah' ketika ada di tangan manusia. Perubahan signifikan ini membuatnya tak lagi jadi seperti buah asli.




Mengutip National Geographic, buah semangka berasal dari Afrika dan dulunya hanya berdiameter sekitar dua inci atau sekitar lima sentimeter. Selain itu, dulunya, semangka juga punya rasa yang sedikit pahit.

Sekarang ini dengan berkembangnya pengembangbiakan kreatif dan inovatif, semangka mulai berubah. Buah ini berkembang sampai diameternya lebih dari 60 sentimeter.  Beratnya juga berkembang dari 4-18 pon atau sekitar 1,8-8 kilogram.


Bahkan menurut catatan Guinnes World Records, semangka paling berat ada di tahun 2013 dari kebun Chris kent di Sevierville, Tennessee, AS. Beratnya mencapai 350 pon atau sekitar 158 kilogram, nyaris sama dengan ukuran beruang.

Tak seperti 'pendahulunya' semangka modern lebih mudah dibelah (atau dipecahkan), manis dan memiliki daging buah yang merah segar. Daging buah yang merah ini berhubungan dengan sejarah panjang persilangan dan rekayasa genetik serta seleksi buatan untuk mendapatkan semangka yang sempurna.

Daging buahnya, yang sebenarnya adalah plasenta semangka, dan jaringan yang mengelilingi biji, dalam buah modern ini kini mengandung banyak likopen (senyawa yang terkandung dalam tomat dan anggur merah).

Semangka saat ini, adalah buah yang mengandung likopen tertinggi, yaitu 40 persen likopen per ons. Bahkan likopennya lebih tinggi daripada tomat.

Semangka mulai menjadi buah tak alami sejak abad ke-20. Hal ini dimulai dengan diperkenalkannya semangka tanpa biji. Semangka tanpa biji ini disebabkan oleh colchicine, senyawa kinia dari crocuses yang menyebabkan pengandaan kromosom.

Semangka tanpa biji termasuk semangka dengan kromosom triploid (tiga set kromosom).

Semangka tanpa biji memang banyak disukai, khususnya anak-anak. Namun beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ada banyak nutrisi yang terkandung di dalam biji semangka. Biji semangka terasa seperti biji bunga matahari dan memiliki kandungan protein, vitamin B, magnesium, dan lemak baik yang bisa menurunkan kolesterol dan penyakit kardiovaskular.

Selain itu, jika semua semangka yang ada di dunia adalah semangka tanpa biji, lalu apakah tak akan ada lagi semangka yang ditanam secara generatif?

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar